Konsep Komunikasi



Definisi Komunikasi

Dalam mendefinisikan komunikasi banyak sekali aneka ragam definisi dari komunikasi, salah satu  dari Perhimpunan Komunikasi Internasional ataupun Himpunan Komunikasi Ujaran (Speech Communication Association) yang semuanya terdiri dari para ahli komunikasi dan ketika memberi keterangan mengenai mendefinisikan komunikasi semua definisi berbeda-beda, orang dapat menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi yang tampaknya mendapatkan penekanan yang terbesar dalam definisi-definisi tipikal.
Menurut Deddy Mulyana, kata komunikasi atau communication berasal dari kata Latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti kalimat kita berbagi pikiran, kita mendiskusiksn makna, dan kita mengirim pesan.

Seseorang  melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan fungsi komunikasi sebagai fungsi sosial, seperti yang diungkapkan juga oleh Deddy Mulyana bahwa: “Komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain  lewat komunikasi  yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain” (Mulyana,2001:5).

Definisi komunikasi menurut Barelson dan Steiner sebagaimana dikutip oleh Jalaludin Rakhmat adalah :“Penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan symbol, kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain” (Rakhmat,1986:11)

Definisi komunikasi menurut Dance , sebagaimana dikutip oleh Jalaludin Rakhmat adalah : “Pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal, dimana simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli)”. (Rakhmat,1986:11).

Definisi Ilmu Komunikasi

Sebagai ilmu, komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis berdasarkan fakta dan riset. Ia melakukan penyelidikan masalah, kontrol dan pengujian menurut kaidah-kaidah ilmiah dan secara normatif hasilnya dapat disajikan dan diterapkan untuk menciptakan dan membina tatanan hidup manusia agar menjadi lebih baik dalam pribadi maupun dalam hidup bermasyarakat.

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.

Unsur-unsur Komunikasi

1)      Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebaga pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

2)      Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dngan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

3)      Media
Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi antar pribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antar sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang melihat, membaca dan mendengar.

4)      Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadisasaran pesan yang dikirimkan oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima bisa juga disebut dengan berbagai macam istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

5)      Efek
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (DE Fleur, 1982).

6)      Umpan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7)      Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam :
a.       Lingkungan Fisik : menunjukan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis.
b.      Lingkungan Sosial : menunjukan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial.
c.       Dimensi Psikologis : adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain. Dimensi psikologis ini biasa disebut dimensi internal (Vora, 1979).
d.      Dimensi Waktu : menunjukan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki arti. 
 

Macam Komunikasi

a. Komunikasi Verbal

Verbal communication merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan (Djoko Purwanto;1997). Seperti contoh berbicara dengan orang lain, menelepon kawan, presentasi makalah, membacakan puisi, membaca surat kabar, mendengarkan radio dan menonton televisi. Komunikasi verbal walaupun lebih kecil presentase keberhasilannya -bahkan menurut Ross hanya 35 %- dibanding komunikasi nonverbal, tetaplah dibutuhkan karena ada beberapa situasi yang tidak bisa disampaikan komunikasi kita secara nonverbal. Melalui komunikasi ini diharapkan orang akan memahami apa yang disampaikan komunikator secara apa adanya. Komunikan diharapkan membaca atau mendengar apa yang dikatakan.

b. Komunikasi Nonverbal

            Bentuk komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari. Perbedaan daerah, pendidikan, ruang lingkup sosial akan mempunyai latar belakang yang berbeda, bisa menyebabkan penafsiran atas sesuatu yang  tidak sama pula sehingga pemahaman akan komunikasi nonverbal tetaplah merupakan suatu kondisi yang harus dipelajari.
Pentingnya komunikasi nonverbal antara lain :
1.             Penyampaian pesan yang didasarkan akan perasaan dan emosi akan sangat kelihatan alami
2.             Dengan memperhatikan isyarat nonverbal seseorang dapat mendeteksi atau menegaskan kejujuran pembicara
3.             Bersifat efisien
Macam komunikasi nonverbal : isyarat, simbol, warna, gesture, mimik muka, intonasi suara.
Tujuan komunikasi nonverbal adalah : memberi informasi, mengatur alur percakapan, ekspresi emosi, memberi sifat, melengkapi pesan-pesan verbal, mempengaruhi orang lain, dan mempermudah tugas-tugas khusus.

Hambatan Proses Komunikasi

Dalam pelaksanaan berkomunikasi baik verbal dan nonverbal seringkali tidak semua pesan dapat diterima dan dimengerti dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktornya adalah:
1.          Masalah dalam mengembangkan pesan dikarenakan munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau dengan orang yang akan menerima. Juga adanya pertentangan emosi, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
2.          Masalah dalam menyampaikan  pesan.
3.          Masalah dalam menerima pesan dapat terdeteksi seperti persaingan antara penglihatan dengan pendengaran/suara, suasana yang tidak nyaman, lampu yang mengganggu, konsentrasi yang tidak terpusat.
4.          Masalah dalam menafsirkan pesan dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang, penafsiran kata dan perbedaan reaksi emosional.

Prinsip-prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi memiliki uraian yang beragamsesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter menyebutkan karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana,Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi, yaitu:


Prinsip 1: Komunikasi adalah suatu proses simbolik

Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan oleh Susane K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambanh, dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antar manusia dan objek (baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.
            Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks., namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Misalnya patung Soekarno adalah ikon Soekarno, dan foto pada KTP anda adalah ikon anda.
            Berbeda dengan denfan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara ilmiah mempresentasikan objek lainya. Istilah ini yang sering digunakan untuk indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala (sympotm). Indeks muncul berdasarkan hubugan antara sebab dan akibat yang puna kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan yang akan turun, sedangakan asap itu disepakati tanda bagi masyarakat untuk berkumpul, misalnya seperti dalam kasus suku primitif, maka asap menjadi lambang karena maknanya telah disepakati bersama.


Prinsip 2: Setiap perilaku mempunyai potensi  komunikasi

            Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
            Kita tidak bisa berkomunikasi. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.
            Cobalah anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk berbuat demikian., karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Karena ia tersenyum, ia ditafsirkan bahagia, kalau ia cemberut, ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam sendirian, ketika kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan. Orang lain mungkin akan menafsirkan diam kita sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak peduli, marah, atau bahkan sebagai malas atau bodoh.


Prinsip 3: Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan

            Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimensi isi yang berbeda.
            Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan isi komunikasi yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh, kalimat “aku benci kamu” yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali justru berarti sebaliknya.
Dalam komunikasi masa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu berita atau artikel dalam surat kabar misalnya, bukan hanya bergantung pada isinya, namun juga siapa penulisnya, tta letk, jenis huruf yang digunakan, warna tulisandan sebagainya. Pesan yang sama dapat menimbulkan pengaruh berbeda bila disampaikan orang berbeda. Biasanya artikel yang ditulis orang yang sudah dikenal akan dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan tulisan orang yang belum dikenal. Bila dimengerti maka redaktur surat kabar atau majalah akan lebih mempriotaskan tulisan orang-orang yag sudah dikenal sebelumnya.


Prinsip 4: Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

            Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan, sampai pada tindakan komunikasi betul-betul disengaja (pihak komunikasi mengharap respon dan berharap tujuannya tercapai).
            Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Membatasi kominikasi sebagai proses yang disengaja adalah menganggap komunikasi sebagai instrumen seperti dalam persuasi.
            Kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi sesesorang untuk berkomunikasi. Alam komunikasi antar orang-orang berbeda budaya ketidaksengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan. Banyak kesalahpahaman antar budaya sebenarnya disebabkan oleh perilaku seseorang yang tidak disengaja yang dipresepsi, ditafsirkan, dan direspons oleh orang lain dari budaya lain. Misalkan dalam tindakan menyentuh wanita di Arab Saudi yang diperkenalkan kepada anda, yang sebenarnya tidak anda sengaja, dapat menyampaikan pesan negatif yang menghambat pertemuan tersebut.


Prinsip 5: Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupunnon-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Makna pesan juga tergantung pada konteks fisik dan ruang, waktu, sosial, dam psikologi. Topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telepon pada tengah malam atau dini hari akan dipersepsi lain bila dibandingkan dengan dering telepon pada siang hari. Dering telepon pertama itu mungkin berita darurat.


Prinsip 6: Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi diluar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilakukomunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. Prediksi ini tidak selalu disadari dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.


Prinsip 7: Komunikasi itu bersifat sistemik

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman, dan pendididkan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Setidaknya dua sistem dasar beroprasi dalam transaksi komunikasi itu, yaitusiatem internal dan sistem eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya.
Berbeda dengan sistem internal, sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.


Prinsip 8: Semakin mirip latar belakang  sosial budaya, semakain efektiflah komunikasi

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama  terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskipun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yang sama, diberi makanan yang sama dan dididik dengan cara yang sama. Namun adanya kesamaan, akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.


Prinsip 9: Komunikasi bersifat nonsekuensial

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.


Prinsip 10: Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan trensaksional

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah adalah komunikasi itu dinamis dan traksaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.


Prinsip 11: Komunikasi bersifat irreversible

Setiap orang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.


Prinsip 12: Komunikasi bukan panasea untukmenyelesaikan berbagai masalah

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik atau persoalan tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural.