Pembangunan Pertanian



Definisi Pembangunan  Pertanian

Menurut A.T Mosher, pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian memberikan sumbangan kepadanya serta menjamin bahwa pembangunan menyeluruh (overall development) akan benar-benar bersifat umum dan mencakup penduduk yang hidup dari bertani yang jumlahnya besar dan dalam beberapa tahun mendatang diberbagai negara akan terus hidup dari bertani.


Pembangunan sering diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan juga terjadi perubahan masyarakat tani menjadi lebih baik. Sektor pertanian di Indonesia dianggap penting terlebih dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, dan penyumbang devisa negara melalui ekspor. Dalam pertanian tanaman pangan di Indonesia terdapat urutan komoditas menurut kepentingannya.

Syarat-syarat dalam Pembangunan Pertanian
A.T Mosher telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan menggolongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar. Terdapat lima syarat yang harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Kalau satu saja syarat tersebut tidak ada maka terhentilah pembangunan pertanian, atau dengan kata lain pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya statis.

Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian adalah :

1.      Adanya Pasar untuk Hasil-hasil Usaha Tani
Tidak ada yang lebih menggembirakan petani produsen daripada diperolehnya harga yang tinggi pada waktu ia menjual produksinya. Harga baik atau buruk (tinggi atau rendah) pada umumnya dilihat petani dalam hubungan dengan harga-harga saat panen sebelumnya. Pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasil-hasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya.
Diperlukan tiga hal dalam pasaran untuk hasil usaha tani yaitu :
a)      Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand) terhadap hasil usaha tani ini.
b)      Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem tataniaga.
c)      Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga.
Kebanyakan petani harus menjual hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat. Karena itu, perangsang bagi mereka untuk memproduksi barang-barang jualan, bukan sekedar untuk dimakan keluarganya sendiri, lebih banyak tergantung pada harga setempat. Harga ini untuk sebagian tergantung pada efisiensi sistem tataniaga yang menghubungkan pasar setempat dengan pasar di kota-kota.

2.      Teknologi dalam Pembangunan Pertanian yang Senantiasa Berkembang
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher menganggap teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.
Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang industri. Tetapi A.T Mosher mengartikan teknologi pertanian sebagai cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula didalamnya benih, pupuk, pestisida, obat-obatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat dan sumber tenaga. Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin.
Yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur. Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru, di mana petani setiap waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (inovation).
Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena ia menggunakan sistem pengairan yang lebih teratur. Caranya hanya dengan menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu menyebarkan pupuk dan sesudah itu mengeringkannya untuk memberikan kesempatan kepada tanaman untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru. Sebagai contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.
3.      Tersedianya Bahan-bahan dan Alat-alat Produksi secara Lokal
Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak boleh dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya.
Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam usaha taninya.
4.      Adanya Perangsang Produksi bagi Pertanian
Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang produksi bagi petani.
Pemerintah menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian. Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan dengan hadiah menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik mengenai teknik-teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-keterampilan lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha pembangunan.
Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi.
Jadi perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani untuk menaikkan produksinya adalah terutama bersifat ekonomis, yaitu :
a)      Perbandingan harga yang menguntungkan.
b)      Bagi hasil yang wajar. Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk keluarganya.
5.      Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu
Dalam pembangunan pertanian terdapat unsur pengangkutan. Tanpa pengangkutan yang efisien dan murah maka pembangunan pertanian tidak dapat diadakan secara efektif. Pentingnya pengangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan pengangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota kecil. Selanjutnya, pengangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin.
Bagi petani, harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya pengangkutan, antara lain:
a)      Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu
b)      Jarak pengangkutan barang-barang itu
c)      Banyaknya barang yang diangkut
d)     Jenis alat pengangkutan
Berbagai sarana pengangkutan dan jarak jauh bersama-sama harus membentuk sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api semuanya ikut memperlancar pengangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat. Beberapa lagi perlu dibangun dan dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat. Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa, melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.
Syarat-syarat pelancar dalam pembangunan pertanian:
Di samping syarat-syarat mutlak di atas, terdapat lima syarat lagi yang adanya tidak mutlak tetapi kalau ada benar-benar akan memperlancar pembangunan pertanian. Yang termasuk dalam syarat-syarat pelancar adalah :

1.      Pendidikan pembangunan.
Pendidikan pembangunan yaitu bagaimana mendidik petani untuk mengambil manfaat dari masyarakat lain dimasa lampau yang dapat membantu masyarakat itu maju dan berkembang sesuai yang dikehendaki.

2.      Kredit Produksi.
Kredit produksi adalah meminjamkan sejumlah dana untuk membiayai usaha tani petani dalam rentang waktu saat pembelian sarana produksi dan saat penjualan hasil panen.

3.      Kegiatan gotong-royong petani.
Kerjasama kelompok petani, karena kesibukan dalam usaha taninya kebanyakan petani tidak mau bekerja sama sehingga perlu suatu dorongan dan bantuan sistematis bagi kegiatan kelompok petani tersebut dan diharapkan akan segera menjadi suatu aktivitas bersama secara sukarela.

4.      Perbaikan dan perluasan tanah petanian.
Memperbaiki dan memperluas tanah pertanian yaitu memperbaiki mutu tanah yang telah dijadikan usaha tani dan mengusahakan tanah baru untuk pertanian.

5.      Perencanaan Nasional pembangunan pertanian Pertumbuhan Wilayah
Perencanaan nasional pembangunan pertanian yaitu proses pengambilan keputusan oleh pemerintah tentang apa yang hendak dilakukan mengenai tiap kebijaksanaan dan tindakan yang mempengaruhi pembangunan.

Pembangunan pertanian dan pedesaan seharusnya dilakukan secara paripurna, terintegrasi dan sinergis. Setiap unsur atau komponen yang menjadi landasan pertanian perlu dikembangkan secara optimal.
Unsur-unsur pertanian pokok adalah:
·       -   petani dan keluarga
·        -  sumber daya alam
·        -  teknologi
·        lingkungan sosial-budaya

Keempat unsur ini merupakan satu kesatuan yang terkait dan saling mempengaruhi. Petani dan keluarga petani serta generasi penerus petani perlu diletakkan sebagai unsure sentral yang memperoleh manfaat terbesar dari pembangunan pertanian. Kualitas petani dan keluarga perlu memperoleh prioritas agar mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungan yang melingkupinya dan secara tidak langsung mempengaruhi pembangunan pertanian. Tanpa perbaikan kualitas petani dan keluarganya, berbagai peluang yang muncul dari proses pembangunan tidak akan mampu diraih.