Ubi Jalar yang Semakin Banyak Penggemar



Ubi jalar merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang banyak ditanam di Indonesia. Tanaman yang memiliki nama ilmiah Ipomoea batatas L. ini sebenarnya berasal dari Benua Amerika, tepatnya di Amerika Utara. Tanaman ini mulai menyebar seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropis pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan tanaman ini ke kawasan Asia, terutama Indonesia, Filipina, dan Jepang. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke seluruh provinsi di Indonesia.
Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu bahan makanan pokok pengganti beras. Hal ini disebabkan oleh, tanaman ini mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Tanaman ini juga mudah beradaptasi di daerah yang kering dan kurang subur. Selain itu, tanaman ini juga cocok ditanam di segala jenis tanah dan tidak memerlukan penanganan yang intensif.

Dahulu, penggunaan ubi jalar sebagai salah satu sumber karbohidrat, masih terbatas pada pengolahan secara tradisional, seperti ubi jalar rebus dan ubi jalar goreng. Hal ini membuat nilai jual produk tersebut selain rendah, juga tidak mampu bersaing dengan produk lainnya. Selain itu, masyarakat juga kurang minat dengan makanan tradisional karena mereka mempunyai persepsi bahwa makanan tradisional dianggap terbelakang di tengah membanjirnya makanan berlabel impor. Pola konsumsi tersebut menyebabkan upaya untuk mendorong pengembangan makanan tradisional cukup sulit. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan melakukan variasi produk olahan yang berbahan dasar ubi jalar.

Ubi jalar sebenarnya menyimpan potensi besar, baik sebagai bahan pangan alternatif maupun sebagai pengembangan potensi bisnis. Saat ini banyak orang yang berusaha mengembangkan berbagai macam produk makanan olahan modern yang berbahan baku ubi jalar. Produk olahan yang dapat diperoleh dari ubi jalar diantaranya adalah tepung pati, keripik, selai, mie, dan ice cream. Penggunaan tepung pati ubi jalar mampu mensubstitusi penggunaan tepung terigu, sehingga mampu mengurangi jumlah impor terigu di Indonesia. Tepung pati dari ubi jalar yang digunakan dalam produk donat, memiliki daya kembang yang cukup optimal serta meemiliki karakteristik yang disukai konsumen. Untuk produk cake, substitusi tersebut mampu menghasilkan cake yang memiliki karakteristik yang baik serta tidak memberika efek yang berbeda dari cake berbahan dasar terigu. Selain itu penggunaan tepung ubi jalar juga dapat mengurangi penggunaan gula pada produk olahan, karena tepung ubi jalar mengandung gula.

Sekarang ini pola konsumsi masyarakat cenderung untuk memilih produk makanan yang modern, namun menggunakan bahan baku alami. Salah satu contohnya adalah makanan olahan yang berbahan baku ubi jalar. Hal ini mendapat tempat tersendiri di hati konsumen pecintanya. Sampai saat ini telah berdiri beragam outlet makanan yang menawarkan berbagai produk olahan berbahan baku ubu jalar yang menjamur di berbagai kota di Indonesia dan mendapat respon positif dari masyarakat. Kini, ubi jalar telah bermetamorfosis dari makanan tradisional yang kurang digemari menjadi produk olahan yang sangat disukai masyarakat luas.



Ubi jalar merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang banyak ditanam di Indonesia. Tanaman yang memiliki nama ilmiah Ipomoea batatas L. ini sebenarnya berasal dari Benua Amerika, tepatnya di Amerika Utara. Tanaman ini mulai menyebar seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropis pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan tanaman ini ke kawasan Asia, terutama Indonesia, Filipina, dan Jepang. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke seluruh provinsi di Indonesia.

Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu bahan makanan pokok pengganti beras. Hal ini disebabkan oleh, tanaman ini mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Tanaman ini juga mudah beradaptasi di daerah yang kering dan kurang subur. Selain itu, tanaman ini juga cocok ditanam di segala jenis tanah dan tidak memerlukan penanganan yang intensif.

Dahulu, penggunaan ubi jalar sebagai salah satu sumber karbohidrat, masih terbatas pada pengolahan secara tradisional, seperti ubi jalar rebus dan ubi jalar goreng. Hal ini membuat nilai jual produk tersebut selain rendah, juga tidak mampu bersaing dengan produk lainnya. Selain itu, masyarakat juga kurang minat dengan makanan tradisional karena mereka mempunyai persepsi bahwa makanan tradisional dianggap terbelakang di tengah membanjirnya makanan berlabel impor. Pola konsumsi tersebut menyebabkan upaya untuk mendorong pengembangan makanan tradisional cukup sulit. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan melakukan variasi produk olahan yang berbahan dasar ubi jalar.

Ubi jalar sebenarnya menyimpan potensi besar, baik sebagai bahan pangan alternatif maupun sebagai pengembangan potensi bisnis. Saat ini banyak orang yang berusaha mengembangkan berbagai macam produk makanan olahan modern yang berbahan baku ubi jalar. Produk olahan yang dapat diperoleh dari ubi jalar diantaranya adalah tepung pati, keripik, selai, mie, dan ice cream. Penggunaan tepung pati ubi jalar mampu mensubstitusi penggunaan tepung terigu, sehingga mampu mengurangi jumlah impor terigu di Indonesia. Tepung pati dari ubi jalar yang digunakan dalam produk donat, memiliki daya kembang yang cukup optimal serta meemiliki karakteristik yang disukai konsumen. Untuk produk cake, substitusi tersebut mampu menghasilkan cake yang memiliki karakteristik yang baik serta tidak memberika efek yang berbeda dari cake berbahan dasar terigu. Selain itu penggunaan tepung ubi jalar juga dapat mengurangi penggunaan gula pada produk olahan, karena tepung ubi jalar mengandung gula.

Sekarang ini pola konsumsi masyarakat cenderung untuk memilih produk makanan yang modern, namun menggunakan bahan baku alami. Salah satu contohnya adalah makanan olahan yang berbahan baku ubi jalar. Hal ini mendapat tempat tersendiri di hati konsumen pecintanya. Sampai saat ini telah berdiri beragam outlet makanan yang menawarkan berbagai produk olahan berbahan baku ubu jalar yang menjamur di berbagai kota di Indonesia dan mendapat respon positif dari masyarakat. Kini, ubi jalar telah bermetamorfosis dari makanan tradisional yang kurang digemari menjadi produk olahan yang sangat disukai masyarakat luas.