Poliploidisasi
Pengamatan sel yang mengalami poliploidi secara buatan, dilakukan dengan cara kimiawi
menggunakan bahan kimia kolkhisin pada ujung akar Allium cepa. Digunakan ujung akar Allium cepa
karena pada jaringan meristemnya giat melakukan pembelahan sel secara mitosis
dan perubahan morfologi kromosomnya mudah diamati. Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa
pembelahan mitosis pada sel akar bawang merah terdapat lima tahapan, yaitu
interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase. Namun pada hasil
pengamatan sel antara sel yang diberi larutan kolkhisin dengan kontrol akan
nampak perbedaan. Perbedaan itu nampak pada jumlah kromosom dimana sel Allium cepa yang telah diberi larutan kolkhisin
jumlah kromosomnya akan mengganda menjadi 4n=32 sedangkan jumlah kromosom
normalnya adalah 2n=16. Hal ini dikarenakan larutan kolkhisin mampu
menggagalkan pembentukan kromosom, yaitu dengan mencairnya sitoplasma dan tahap
kembali ke fase interfase dan melanjutkan ke fase-fase berikutnya. Jumlah
kromosom yang mengganda tersebut akan nampak jelas pada fase metafase setelah
C-metafase. Hal ini dikarenakan kromosom berjajar rapi dibidang ekuator
sehingga akan dapat dilihat dari arah kutub sel.
Poliploidi
adalah suatu keadaan dimana individu memiliki lebih dari dua genom. Poliploidi ini banyak dijumpai pada
tumbuhan. Poliploidi mempunyai peranan
penting dalam proses evolusi dan perkembangbiakkan tanaman. Tanaman poliploid mempunyai jumlah kromosom
lebih banyak dari tanaman diploidnya, sehingga tanaman kelihatan lebih kekar,
bagian-bagian tanaman menjadi lebih besar (akar, batang, daun, bunga, dan
buah), sel tampak lebih besar, stomata lebih besar. Tangkai dan helaian daun lebih besar,
warnanya lebih tua. Poliploidisasi merupakan salah satu metode penggandaan
kromosom yang dilakukan oleh para pemulia tanaman untuk mendapatkan varietas
baru yang lebih unggul. Pada prinsipnya
pembelahan yang terjadi pada poliploidisasi hampir sama dengan pembelahan sel
biasa namun ada beberapa perbedaan pada sel yang mengalami pembelahan secara
normal dengan sel yang mengalami pembelahan mitosis dengan penambahan
kolkhisin.
Pembelahan
c-mitosis adalah pembelahan mitosis yang dipengaruhi oleh kolkhisin sehingga
tidak terbentuk benang-benang spindel pada fase anafase. Pada fase ini kromosom berada di bidang
ekuator karena pengaruh dari larutan kolkhisin dengan konsentrasi yang kritis. Karena tidak terbentuk benang spindel maka
kromosom tidak berpisah dan bergerak menuju kutub pembelahan tetapi tetap di
bidang ekuator. Akibatnya sel mempunyai
kromosom (genom) yang berlipat. Hal ini
merupakan ciri khas pada c-mitosis atau tidak terjadi pembelahan sel tetapi
terjadi penggandaan genom. Kolkhisine mempengaruhi pembelahan mitosis pada sel
ketika fase metafase (bukan anafase) karena dengan adanya kolkhisine, di dalam
sel tidak terbentuk benang spindel, sehingga kromosom anakan tidak bergerak ke
kutub-kutub sel. Dengan demikian maka fase-fase pembelahan mitosis berhenti
pada metafase dan tidak terjadi pembelahan anafase.
Poliploidisasi
dapat terjadi melalui induksi berbagai zat-zat kimia, salah satunya adalah
kolkhisin. Kolkhisin (C22H25O6N) merupakan
suatu alkaloid yang berasal dari umbi dan biji tanaman Colchicum autumnale. Kolkhisin bersifat sebagai racun yang pada
tumbuhan memperlihatkan pengaruhnya pada nukleus yang sedang membelah. Larutan kolkhisin dengan konsentrasi yang
kritis mencegah terbentuknya benang-benang spindel dari gelendong inti sehingga
pemisah kromosom pada anafase dari mitosis tidak berlangsung dan menyebabkan
penggandaan kromosom tanpa pembentukan dinding sel. Tidak ada ukuran tertentu untuk besarnya
konsentrasi larutan kolkhisin yang digunakan dan lamanya waktu perlakuan. Masing-masing tergantung pada bahan yang
dipakai. Pada umumnya kolkhisin akan
bekerja efektif pada konsentrasi 0,01-1%.
Lamanya perlakuan berkisar 3-24 jam.
Untuk Allium cepa, cukup memerlukan konsentrasi larutan yang
rendah dan waktu perlakuan yang pendek.Senyawa lain yang berfungsi seperti kolkhisin
adalah acenaphteen, ethyl mercury chloride, sulfanilamide, kloralhidrat, dan
heksaklorisikloheksana.
Kolkhisin
hanya diberikan pada bagian meristematik yaitu didekat titik tumbuh, sedang
pada jaringan tua hampir tidak memberi pengaruh. Kolkhisin diberikan pada
tanaman yang sedang berada dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil yang
baik. Selain itu pemberian Kolkhisin harus memperhatikan konsentrasi pemberian
dan lamanya waktu pemberian. Pengaruh dari kolkhisin tergantung pada
konsentrasi dari kolkhisin, dimana konsentrasi yang tepat untuk setiap spesies
berbeda-beda. Waktu perendaman harus cukup lama agar larutan kolkhisin dapat
mencapai bagian distal meristem ujung, sehingga terbentuk tanaman poliploidi. Bila konsentrasi dan lamanya perlakuan terlalu sedikit
maka sel polyploid belum sempat terbentuk. Sedangkan bila konsentrasi
kolkhisin terlalu tinggi dan waktu perendaman terlalu lama akan merusak sel-sel
yang akhirnya akan menyebabkan matinya sel tanaman tersebut.