Peran Pertanian dalam Mensejahterakan Umat
Pertanian
tidak bisa dilepaskan dari agama. Sebab dalam ajaran Islam, semua dimensi
kehidupan manusia sudah diatur dengan indah, tak terkecuali di dalam bidang
pertanian. Menjadi petani adalah sebuah profesi yang mulia. Mulia karena petani
memberi manfaat bagi orang lain dengan menyediakan bahan makanan untuk mereka.
Bahkan makhluk Allah yang lain, seperti hewan herbivora, karnivora dan pengurai
pun mendapat manfaat dari aktivitas pertanian yang dilakukan petani. Dan
kemulian petani akan bertambah apabila dia adalah seorang muslim. Karena dia
mendapatkan pahala yang berlimpah dari aktivitas pertanianannya. Jadi kemulian
yang didapat bukan hanya di dunia ini saja tetapi juga di akhirat.
Manfaat pertanian di dunia adalah dengan adanya pertanian, dapat
mensejahterakan umat muslim. Dengan adanya kegiatan pertanian akan menghasilkan
produksi (menyediakan bahan makanan). Dari hasil produksi pertanian tersebut
dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan maupun dijual untuk
mendapatkan penghasilan. Dalam bercocok tanam, yang bisa mengambil manfaatnya
bukan hanya petani saja, melainkan pertanian juga memberikan manfaat bagi
seluruh penduduk di dunia, termasuk umat muslim. Bahkan manfaat pertanian bukan
sebatas penyedian makanan bagi orang lain saja, tetapi juga dengan bercocok
tanam juga menjadikan lingkungan menjadi lebih sehat untuk manusia. Dimana
udara menjadi segar karena tanaman menghasilkan oksigen yang diperlukan oleh
manusia untuk proses pernafasan. Tanaman berupa pepohonan juga memberikan
kerindangan dan kesejukan bagi orang yang ada di sekitarnya. Tanaman juga
menjadikan pemandangan alam yang enak dan indah dipandang. Oleh karena itu,
pertanian sangat berperan dalam mensejahterakan umat muslim di dunia.
Kegiatan
pertanian dari aspek akidah dapat mendekatkan diri seseorang kepada Allah. Hal
ini kerana tanda kebesaran Allah dapat dilihat dengan jelas dalam proses
kejadian tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Melakukan usaha pertanian akan membuat seseorang itu
memahami hakikat tentang
tawakal kepada Allah dan beriman kepada kekuasaan-Nya. Walaupun petani perlu berusaha dalam melakukan kegiatan
pertaniannya, yang memberikan hasil adalah Allah. Manusia berusaha dan berdoa
agar mendapat hasil baik. Tetapi, jika semua itu dilakukan, tidak juga mendapat
hasil diharapkan, maka petani hendaklah pasrah kepada ketentuan Allah.
Profesi sebagai
petani, tentu saja akan menemukan kemuliaannya sebagai orang-orang yang merawat
dan sekaligus mendapatkan rejeki secara langsung dari kekayaan bumi yang
dianugrahkan oleh Allah SWT kepada manusia. Menurut sebagian ulama, kegiatan di
bidang pertanian merupakan salah satu diantara sekian banyak cara yang mudah
bagi manusia untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT, di samping
mendapat manfaat atau pendapatan yang halal, dari hasil pertanian secara
langsung.
Dalam hal ini
sejumlah ulama berselisih pendapat mengenai usaha yang paling baik dalam
mencari rejeki menurut Islam. Semisal perniagaan, pertukangan ataupun
pertanian. Menurut Imam An-Nawawi dalam Shahihnya, pekerjaan yang baik dan
paling afdhal, ialah pertanian. Inilah pendapat yang sahih, kerena makan dari
hasil pertanian, adalah merupakan pendapatan rezeki yang langsung dari hasil
tangannya sendiri dan ia juga memberi manfaat kepada orang lain, umat Islam dan
kepada binatang. Di samping itu bidang pertanian juga membawa para petani
kepada sifat tawakkal.
Pertanian atau
bercocok tanam mendapat perhatian penting dalam ajaran Islam. Sejak 14 abad
silam, Islam telah menganjurkan umatnya untuk bercocok tanam serta memanfaatkan
lahan secara produktif. Tak hanya itu, Rasulullah Saw. juga telah mengajarkan
tata cara sewa lahan serta pembagian hasil bercocok tanam. Hal ini dikuatkan
oleh beberapa hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya untuk bercocok
tanam.
Dari Jabir bin
Abdullah RA, ia bercerita bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Tidaklah
seorang Muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman
itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai
sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi
sedekah baginya.”. Lalu dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian
hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan
(tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya.”
Berdasarkan hadits
di atas, di sinilah para petani menemukan kemuliaannya. Sebab apapun yang
ditanam oleh seorang petani, bukanlah hasil akhirnya yang menjadi kemuliaan.
Tetapi andai pun apa yang ditanam oleh petani itu dimakan oleh hama atau
binatang lainnya, bagi Allah itu adalah kemuliaan. Sehingga dalam konteks
Islam, bagi petani tidak ada kerugian baginya. Sebab semuanya adalah amalan
yang mulia disisi Allah SWT. Apalagi jika apa yang ditanamnya berhasil, maka
akan semakin tinggilah derajat si petani itu, sebab akan membawa berkah yang
seluas-luasnya bagi kehidupan universal alam semesta. Kedua hadits di atas
menunjukkan betapa bercocok tanam tak hanya memiliki manfaat bagi seorang
petani saat hidup di dunia. Bertani atau bercocok tanam juga memberi manfaat
untuk kehidupan di akhirat kelak. Sebab, tanaman yang dikonsumsi dan menjadi
sumber kehidupan bagi manusia, hewan maupun yang lainnya, akan menjadi sedekah
bagi orang yang menanamnya.
Terutama dalam
konteks Negara agraris seperti Indonesia, pertanian adalah sektor yang sangat
strategis bagi bangsa Indonesia. Ia adalah salah satu sektor yang memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional. Dalam sebuah riset terbaru ADB (Asian
Development Bank) dinyatakan bahwa setiap sektor pertanian yang tumbuh
hingga 10 persen, maka jumlah orang miskin akan berkurang 1,5–12 persen. Studi
ini menunjukkan bahwa pertanian sampai kapan pun harus tetap mendapat perhatian
yang besar dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.
Ada beberapa hal
yang menjadi indikator pentingnya sektor pertanian dalam perannya untuk
mensejahterakan umat. Pertama, ditinjau dari besarnya potensi sumber daya alam
yang dimiliki. Kedua, kontribusi sektor pertanian terhadap penyerapan angkatan
kerja masih sangat besar dan signifikan. Ketiga, menjadi basis pertumbuhan
pedesaan. Bahkan tidak hanya itu, sektor pertanian juga berpotensi dalam
mengurangi angka kemiskinan. Pertanian dapat memberikan masyarakat lapangan
kerja, memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dan juga memelihara lingkungan alam
dan lingkungan budaya.