Suksesi dan Keragaman Bakteri Permukaan Daun
A.
Lingkungan Permukaan Daun
sebagai Habitat Bakteri
Permukaan daun mendukung komunitas alami bakteri yang besar dan beragam. Berbagai faktor
lingkungan seperti suhu, curah
hujan, angin, dan radiasi matahari telah terbukti mempunyai
peran penting dalam menentukan pola
kolonisasi bakteri. Kurang banyak diketahui peran faktor tanaman
dalam menentukan keragaman dan dinamika komunitas bakteri
di permukaan daun. Spesies tanaman, morfologi
tanaman, posisi dan
tinggi daun, serta usia daun mempengaruhi variasi ukuran populasi
bakteri
di permukaan daun. Pada permukaan epidermis daun, distribusi
bakteri tidak merata
(Lindow & Brandl, 2003).
Permukaan daun berfluktuasi dengan
cepat
akibat suhu dan kelembaban relatif,
karena pengaruh adanya hujan dan embun. Permukaan
daun kebanyakan tanaman sangat berliku-liku sebagai tempat interaksi dengan bakteri akan
terjadi. Sel epidermis menghasilkan
tonjolan dan lekukan yang akan menentukan bentuk dan ukuran daerah
rendah di permukaan daundan berpengaruh pada penyebaran tetesan air pada
tanaman. Kontak pertama antara
bakteri dan daun
biasanya terjadi pada kutikula daun
tanaman (Lindow & Brandl, 2003).
Lapisan lilin, yang memiliki struktur
kristal tiga dimensi yang berbeda
pada spesies tanaman yang berbeda dan dapat berubah
akibat umur daun dan modifikasi mikroba, membatasi
difusi pasif nutrisi dan uap air dari
tanaman ke permukaan. Kutikula
berlilin tebal dapat mengganggu kolonisasi bakteri di
permukaan daun dengan membatasi difusi nutrisi dan menghambat membasahi
permukaan daun. Pembentukan agregat oleh bakteri pada
tanaman memiliki dampak besar bagi kemampuan mikroba
tersebut untuk bertahan di lingkungan permukaan daun tersebut, karena
dapat memberi mereka sarana untuk
memodifikasi lingkungan mereka di habitat ini (Lindow & Brandl, 2003).
B.
Suksesi Bakteri di
Lingkungan Permukaan Daun
Suksesi umumnya mengacu pada perubahan biologis
yang terjadi dalam suatu ekosistem
setelah kerusakan atau pembukaan dari suatu daerah, sering
mengakibatkan perubahan
pergeseran komposisi jenis
makhluk hidup yang ada di dalamnya (Odum, 1969). Suksesi
mengakibatkan
perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang
lebih teratur dan stabil. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan
tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks.
Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga
mampu mempertahankan kestabilan internalnya. Menurut Fierer
et al. (2010), suksesi bakteri pada
permukaan daun termasuk ke dalam kategori suksesi endogenous
heterotrophic,
dimana kualitas substrat berubah setiap waktu seiring perkembangan suksesi dan
substrat secara langsung dimodifikasi oleh bakteri.
Pada permukaan daun, tidak
terjadi urutan suksesi terus
menerus selama waktu tertentu, melainkan urutan suksesi
terputus yang sering terganggu oleh peristiwa gangguan. Awal mula tumbuhnya daun menyediakan lingkungan yang hampir steril,
memungkinkan kolonisasi sejumlah spesies mengikuti pola suksesi primer. Namun,
gangguan selama musim pertumbuhan
akibat perubahan paparan sinar UV,
kondisi kelembaban, ketersediaan nutrisi, dan kutikula daun pada dasarnya dapat mencegah pembentukan komunitas klimaks. Keragaman bakteri maupun
komposisi komunitas bakteri akan muncul untuk menstabilkan lingkungan dari waktu ke waktu.
Dalam hal ini, populasi bakteri pada permukaan daun mengalami gangguan yang cukup dan komunitas klimaks mungkin
tidak pernah benar-benar terjadi. Pola keragaman selama
suksesi diketahui bervariasi dan sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan karakteristik bakteri
itu sendiri
(Redford & Fierer,
2009).
C.
Keragaman Bakteri di
Lingkungan Permukaan Daun
Bakteri pada permukaan daun jumlahnya
berlimpah. Kepadatan bakteri rata-rata 106-107
sel/cm2 daun). Keragaman bakterinya
juga cukup besar. Keragaman yang cukup besar dalam ukuran populasi disebabkan
oleh fluktuasi dalam kondisi fisik dan karakteristik
permukaan daun tersebut. Selain itu, jenis tanaman juga mempengaruhi daya dukung bakteri
di permukaan daun.
Contoh bakteri yang ada pada permukaan daun adalah Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas syringae, Bacillus cereus, B. subtilis,
Erwinia herbicola, E. amylivora dan Serratia
sp (Hunter et al., 2010).
Keragaman spesies bakteri
pada permukaan daun, awalnya meningkat sebagai mikroorganisme yang menempati permukaan baru.
Semakin lama terjadi peningkatan kompetisi, keragaman spesies menurun, dan
selama tahap akhir suksesi,
ada peningkatan lain dalam keragaman spesies bakteri dengan
meningkatnya keragaman sumber
daya karena adanya ruang dan ekologi baru (Lindow & Brandl, 2003).
Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi keragaman bakteri yang mendiami permukaan daun, yaitu
radiasi ultraviolet, kelembaban, kecepatan angin, dan sumber nutrisi. komunitas
bakteri pada permukaan daun yang tidak ternaungi kanopi atau setengah
ternaungi, akan sangat dipengaruhi oleh radiasi ultraviolet. Bakteri yang
toleran terhadap sinar ultraviolet adalah bakteri yang memiliki pigmen (Jacobs & Sundin, 2001).
Keragaman bakteri
pada permukaan daun juga sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan kecepatan
angin. Kelembaban dapat diperoleh dari air hujan dan embun. Kelembaban ini
dapat hilang disebabkan oleh temperatur, angin, dan aktivitas sel tanaman.
Kelembaban dan kecepatan angin mempengaruhi mobilitas bakteri, yang akhirnya
dapat menentukan keberadaan bakteri. Hal lain yang dapat menentukan keragaman
dan keberadaan bakteri di permukan daun, yaitu nutrisi. Kelimpahan nutrisi pada
daun dapat mengindikasikan keberadaan bakteri, terutama nutrisi sebagai sumber
karbon dan sumber nitrogen (Finkel et al.,
2011).